Jijik, perasaan itu muncul tiap kali suamiku mulai mencumbuiku. Noktah hitam itu, belum juga hilang.
****
Ragu, takut, tiap kali memandang gedung putih megah dengan arsitektur kuno, tapi kutegarkan hatiku memasuki ruang yang dipenuhi dengan kursi-kursi panjang untuk kesekian kalinya. Kebenaran harus kuungkapkan.
"Lima tahun penjara!" Tok, tok...,bunyi palu sang hakim diketuk.
Tulang-tulangku serasa lolos dari persendiannya. Nanar, hampa memandang punggung polisi dan laki-laki yang telah merenggut masa remajaku, ayahku...!!
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire